3 Fakta Putra Mahkota Baru Abu Dhabi yang Tajir Melintir

Sheikh Khaled bin Mohammed. (via REUTERS/Hamad Al Kaabi/UAE Presidential)

Presiden Uni Emirat Arab (UEA), Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan resmi menunjuk putra sulungnya, Sheikh Khaled bin Mohammed sebagai putra mahkota Abu Dhabi yang baru, Rabu (29/3/2023) lalu.

Penunjukkan jabatan ini secara tradisional menandakan siapa yang akan menduduki kursi kepresidenan selanjutnya. Lantas, siapakah sosok Sheikh Khaled bin Mohammed? Berikut 3 faktanya.

1. Pernah Menjabat Posisi Penting di UEA

Sheikh Khaled bin Mohammed adalah putra pertama Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan kelahiran 8 Januari 1982. Melansir dari berbagai sumber, Sheikh Khaled bin Mohammed tercatat sempat memiliki posisi penting dalam jajaran pemerintahan UEA.

Dalam jajaran pemerintahan UEA, Sheikh Khaled MBZ menjabat anggota Dewan Eksekutif, ketua komite Dewan Eksekutif, ketua Kantor Eksekutif, dan anggota Dewan Tertinggi Keuangan dan Ekonomi Abu Dhabi.

Selain itu, Sheikh Khaled MBZ juga merupakan salah satu anggota Jajaran Direksi Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC), perusahaan minyak di Abu Dhabi, dan anggota Jajaran Direksi Advanced Technology Research Council (ATRC) atau institusi pemerintahan yang bergerak di bidang teknologi.

2. Sepupu Pemilik Klub Sepak Bola Raksasa Inggris

Sheikh Khaled bin Mohammed merupakan sepupu pemilik Manchester City, Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan. Sebagai informasi, Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan juga ditunjuk sebagai wakil presiden negara kaya minyak ini bersama penguasa Dubai, Mohammed bin Rashid Al Maktoum.

Beberapa waktu lalu, Sheikh Khaled sempat dikabarkan tertarik untuk membeli salah satu klub sepak bola raksasa Inggris, Liverpool. Bahkan, GOAL sempat melaporkan bahwa Midhat Kidwai selaku managing director dari perusahaan Sheikh Khaled telah melakukan pertemuan di New York dengan Presiden Liverpool Tom Werner. Namun, hingga saat ini belum ada kabar lebih lanjut mengenai hal tersebut.

3. Sosok di Balik Investasi Masa Depan UEA

Dilansir dari The National News, Sheikh Khaled adalah salah satu pengawas utama proyek Abu Dhabi, Ghadan 21. Ghadan 21 adalah proyek rangkaian inisiatif Abu Dhabi untuk mendorong pembangunan UEA melalui bisnis, inovasi, dan kehidupan masyarakatnya.

Selain itu, Sheikh Khaled juga sosok di balik peluncuran ekosistem teknologi global Abu Dhabi, Hub 71 pada 2019 silam. Selama pandemi Covid-19, Hub 71 dilaporkan telah meningkatkan jumlah start up. Selain itu, start up yang berbasis di Hub 71 mengantongi lebih dari US$400 juta atau sekitar Rp5,9 triliun (asumsi kurs Rp14.926/US$) pendanaan sejak 2019.

Sebagai ketua Dewan Eksekutif Dewan Direksi Adnoc pada 2021, Sheikh Khaled juga meluncurkan kemitraan energi bersih antara Adnoc dan Emirates Water and Electricity Company (EWEC). Dalam kerja sama tersebut, disebutkan bahwa hampir 100 persen energi jaringan Adnoc akan dipasok oleh pembangkit listrik tenaga nuklir dan surya EWEC.

Lalu, Sheikh Khaled adalah ketua Dewan Genom Emirates. Menurut laporan yang sama, Dewan Genom Emirates meluncurkan strategi nasional untuk memetakan DNA setiap masyarakat UEA. Hal tersebut seiring dengan upaya UEA untuk menyediakan perawatan medis yang dipersonalisasi untuk setiap warga negara.

“Strategi Genom Nasional memastikan ekosistem yang komprehensif dan berkelanjutan yang akan mempercepat pengembangan solusi perawatan kesehatan preventif dan personal yang diprioritaskan bagi warga negara kami,” kata Sheikh Khaled, dikutip Kamis (6/4/2023).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*