– Amerika Serikat (AS) kini benar-benar berada pada posisi kritis karena permasalahan plafon batas utang yang membuat negara itu terancam gagal bayar. Ini akhirnya membuat Presiden Joe Biden “turun gunung”.
Dalam updatenya Selasa (16/5/2023) waktu setempat, Biden yang berasal dari Partai Demokrat bertemu dengan https://5.61.57.251/ Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy untuk menghindarkan AS dari “malapetaka” karena default. Setelah satu jam pembicaraan, McCarthy, mengatakan kepada wartawan bahwa kedua belah pihak masih “berjauhan” dalam kesepakatan untuk mengangkat plafon utang.
“Ada kemungkinan untuk mendapatkan kesepakatan pada akhir minggu,,” katanya mengutip Reuters.
Pagu utang AS diketahui telah melewati batas US$31,3 triliun. Saat ini pemerintah federal menggunakan dana darurat meski tanggal 1 Juni, budget itu diperkirakan akan habis.
Partai Republik, yang menguasai DPR AS saat ini, telah menolak memberikan suara untuk menaikkan plafon. Kecuali, Biden dan Demokratnya setuju untuk memotong anggaran federal.
Meski tidak begitu positif, Gedung Putih menyebut pertemuan tersebut produktif. Hal ini ditegaskan Biden, setelah pertemuan.
“Masih ada pekerjaan yang harus dilakukan,” kata Biden.
“Kami berada di jalur ke depan untuk memastikan Amerika tidak gagal membayar utangnya,” tegasnya.
Biden mengatakan dia kecewa karena Partai Republik tidak akan mempertimbangkan cara untuk meningkatkan pendapatan. Menaikkan pajak atas orang kaya dan perusahaan untuk membantu membayar program bagi orang Amerika lainnya adalah bagian penting dari anggaran 2024 Biden.
Biden diketahui bertemu selama sekitar satu jam dengan McCarthy. Ada pula Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer (dari Demokrat), pemimpin minoritas Senat Mitch McConnell (dari Republik) serta pemimpin minoritas DPR AS Hakeem Jeffries.
Pertemuan tersebut juga menjadi alasan mengapa Biden mempersingkat perjalanan Asia pekan ini. Biden terbang ke Jepang pada Rabu untuk KTT G7, tetapi perhentian berikutnya di Papua Nugini dan Australia dibatalkan untuk menangani batas utang AS.
Setelah KTT G7, Biden juga seharusnya dijadwalkan menghadiri pertemuan para pemimpin Quad di Sydney mempertemukan AS, Australia, Jepang, dan India. Namun ini juga sepertinya tak akan ia lakukan.
Sebelumnya, Senin Menteri Keuangan Janet Yellen kembali menegaskan bahwa negara itu akan gagal bayar. Ia menyebut kekacauan akan terjadi.
“Dengan informasi tambahan yang sekarang tersedia, saya menulis untuk dicatat bahwa kita masih memperkirakan, bahwa Departemen Keuangan kemungkinan tidak akan lagi dapat memenuhi semua kewajiban pemerintah jika Kongres tidak bertindak untuk menaikkan atau menangguhkan batas utang pada awal Juni dan potensinya paling cepat 1 Juni,” tegasnya dalam surat terbarunya dikutip CNBC International.
“Menunggu hingga menit terakhir untuk menangguhkan atau menaikkan batas utang dapat menyebabkan kerugian serius bagi bisnis dan kepercayaan konsumen, meningkatkan biaya pinjaman jangka pendek untuk pembayar pajak, dan berdampak negatif terhadap peringkat kredit Amerika Serikat,” tulis Yellen lagi.
Surat baru itu juga datang hanya beberapa hari setelah panduan dari Kantor Anggaran Kongres (CBO) mengatakan pendapatan pajak dan tindakan darurat setelah 15 Juni akan memungkinkan pemerintah untuk melanjutkan operasi pembiayaan. Itu setidaknya akan berlaku hingga akhir Juli.
“Jika batas utang tetap tidak berubah, ada risiko signifikan bahwa pada beberapa titik dalam dua minggu pertama bulan Juni, pemerintah tidak lagi mampu membayar semua kewajibannya,” kata laporan CBO tersebut.
Mengutip CNN International, memang sejumlah dampak akan terjadi jika AS default. Mulai dari mandeknya pembayaran jaminan sosial, rata-rata US$ 1.827 (Rp 26,8 juta) hingga tunjangan 2 juta pegawai federal dan 1,4 veteran (anggota militer tidak aktif) senilai miliaran dolar.
Ini juga akan berdampak ke biaya pinjaman. Jika terjadi default, imbal hasil Treasury AS pasti akan naik untuk mengkompensasi peningkatan risiko bahwa pemegang obligasi tidak akan menerima uang yang mereka pinjam dari pemerintah.
Karena suku bunga pinjaman, kartu kredit, dan hipotek sering didasarkan pada hasil Treasury, biaya pinjaman uang dan pelunasan utang akan meningkat. Jumlahnya di atas peningkatan biaya yang sudah dihadapi orang Amerika dari kenaikan suku bunga Federal Reserve.
Keluarga dan bisnis juga akan lebih sulit mendapatkan persetujuan untuk jalur kredit karena bank harus lebih selektif dalam meminjamkan uang. Itu karena biaya pinjaman uang mereka juga akan meningkat, yang membatasi jumlah uang yang dapat mereka pinjamkan.
Belum lagi munculnya pengangguran. Gagal bayar utang dapat memicu penurunan ekonomi, yang akan mendorong lonjakan pengangguran, terutama saat AS sudah sudah berurusan dengan kenaikan suku bunga dan inflasi yang sangat tinggi.
Menurut Moody’s, tingkat pengangguran akan melonjak menjadi sekitar 5%. Sementara ekonomi akan berkontraksi hampir setengah persen.
Masih belum jelasnya plafon utang ini juga membuat Wall Street “terbakar” di penutupan Selasa. Bahkan indeks Dow Jones turun 300 poin.