Bank Sentral Inggris: Warga Kami Sekarang Lebih Miskin

ROMFORD, ENGLAND - OCTOBER 27: A food bank collection is advertised in the window of a Halifax building society branch on South Street  on October 27, 2022 in Romford, England. (File. John Keeble/Getty Images)

– Kepala ekonom Bank of England (BoE) memberikan pandangan keadaan ekonomi Inggris terbaru pascainflasi tinggi yang melanda negara itu.

Dalam sebuah episode podcast “Beyond Unprecedented” Sekolah Hukum Columbia dan Millstein Center, Selasa (25/4/2023), Kepala Ekonom BoE Huw Pill mengatakan warga Inggris perlu menerima fakta bahwa mereka sekarang lebih miskin. Kondisi ini diperparah oleh manuver bisnis dan pekerja yang justru terus mendorong inflasi.

“Untuk mencoba dan membebankan biaya itu kepada salah satu rekan kami dan berkata, kami akan baik-baik saja tetapi mereka harus mengambil bagian kami adalah salah satu yang menghasilkan inflasi,” katanya dalam podcast itu yang dikutip CNBC International, Kamis (27/4/2023).

Pill juga memaparkan serangkaian guncangan inflasi yang telah memicu kenaikan selama 18 bulan terakhir. Menurutnya ada beberapa faktor inflasi, mulai dari gangguan pasokan pandemi, serangan Rusia ke Ukraina, hingga cuaca buruk dan wabah flu burung.

Tapi Pill mengatakan dengan situasi ini, wajar bahwa perilaku penentu harga dan upah di ekonomi termasuk Inggris akan berubah ketika biaya hidup seperti tagihan energi naik. Pekerja pun akhirnya meminta gaji yang lebih tinggi dan bisnis secara otomatis menaikkan harga.

“Tentu saja, proses itu pada akhirnya merugikan diri sendiri.”

Pill menambahkan bahwa Inggris menghadapi situasi di mana barang yang dibelinya dari seluruh dunia telah naik banyak dibandingkan dengan apa yang dijualnya ke seluruh dunia, terutama jasa. Inggris diketahui mengimpor hampir setengah makanannya.

“Jika apa yang Anda beli telah naik banyak dibandingkan dengan apa yang Anda jual, Anda akan menjadi lebih buruk,” tutur Pill.

“Jadi, entah bagaimana di Inggris, seseorang perlu menerima bahwa keadaan mereka lebih buruk dan berhenti berusaha mempertahankan daya beli mereka yang sebenarnya dengan menaikkan harga, baik upah yang lebih tinggi atau membebankan biaya energi kepada pelanggan, dan sebagainya.”

Komentar Pill telah dipublikasikan secara luas di media Inggris. Pada Februari 2022, Gubernur BoE Andrew Bailey dikecam para pekerja karena pernyataannya yang menyebut tawar menawar upah menciptakan tekanan inflasi domestik.

Konsep spiral upah-harga, ketika kenaikan upah menciptakan lingkaran tekanan inflasi dengan meningkatkan biaya untuk bisnis dan meningkatkan permintaan, diperdebatkan dalam ilmu ekonomi.

Ekonom, termasuk Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas, mengatakan upah dapat naik lebih lanjut tanpa membahayakan pertumbuhan karena tidak naik secara signifikan ketika disesuaikan dengan inflasi dan dunia usaha telah mempertahankan margin yang nyaman.

Tetapi beberapa orang berpendapat bahwa Inggris sangat berisiko terhadap spiral harga upah yang berkontribusi pada stagflasi. Ini disebabkan ekonomi Inggris yang mengandalkan impor, kelemahan dalam pound, pasar tenaga kerja yang ketat yang telah telah dibatasi oleh Brexit, dan pertumbuhan upah yang stagnan selama bertahun-tahun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*