Harga minyak mentah dunia turun pada perdagangan siang hari ini karena ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lemah meningkatkan kekhawatiran atas potensi resesi global dan depresiasi permintaan.
Mengacu data Refinitiv pada perdagangan Kamis (6/4/2023) harga minyak mentah acuan Brent tercatat US$84,58 per barel, turun 0,5% dari posisi kemarin. Sedangkan jenis West Texas Intermediate (WTI) turun 0,6% menjadi US$80,16 per barel.
“Reli minyak mentah berhenti karena melawan hambatan yang diciptakan oleh data ekonomi yang lemah. Ini mengimbangi fundamental yang lebih positif,” tulis laporan ANZ Research.
Sektor jasa Amerika Serikat melambat lebih dari yang diharapkan pada Maret karena permintaan yang lesu. Sementara ukuran harga jasa turun ke level terendah dalam hampir tiga tahun.
Investor melihat data ini memberikan The Fed dorongan melawan inflasi dengan menaikkan suku bunga.
“Perlambatan prospek ekonomi AS membebani kenaikan harga minyak AS, namun kami terus mengharapkan kenaikan harga minyak lebih lanjut hingga akhir kuartal,” kata Baden Moore dan Adam Skelton, analis dari National Australia Bank.
Data terbaru menunjukkan pasar tenaga kerja AS mulai mendingin. Hal ini bisa menjadi sinyal jika ekonomi AS mulai merosot.
Data tenaga kerja yang keluar pada Rabu malam waktu Indonesia menunjukkan jika tambahan pekerja baru atau penciptaan lapangan kerja di sketor swasta di AS hanya bertambah 145.000 pada Maret 2023.
Jumlah tersebut turun dari 261.000 pada Februari 2203 serta jauh di bawah ekspektasi pasar yang berkusar 210.000.
Data tersebut keluar hanya berselang sehari setelah laporan pembukaan lapangan kerja (JOLTS) pada Februari 2023 menunjukkan lapangan pekerjaan baru yang terbuka hanya 9,93 juta.
Jumlah tersebut anjlok 632.000 dibandingkan Januari 2023.
Aktivitas jasa di AS yang tercermin dalam ISM Services juga turun jauh menjadi 51,2 pada Maret 2023, dari 55,1 pada Februari.
Ini adalah kali pertama jumlah lapangan kerja baru hanya tercatat 10 juta dalam dua tahun terakhir. Jumlah lapangan kerja baru juga jauh di bawah ekspektasi pasar yang berada di angka 10,4 juta.
Di sisi lain Arab Saudi menaikkan harga mentah kepada pembeli Asia selama tiga bulan beruntun. Hal ini menandai adanya permintaan lebih lanjut di pasar Kawasan Asia.
Sementara itu persediaan minyak mentah AS turun 3,7 juta barel pekan lalu, sekitar 1,5 juta barel lebih banyak dari perkiraan.
Stok bensin dan sulingan juga turun lebih dari yang diperkirakan, masing-masing sebesar 4,1 juta dan 3,6 juta barel.